Rabu, 19 Juni 2019

MENGENAL BUOY, ALAT PENDETEKSI TSUNAMI


Bouy merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi adanya ancaman tsunami. Buoy sendiri pertama kali ditemukan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) amerika serikat pada 2001. Awalnya buoy digunakan sebagai penanda yang dipasang di laut, kemudian alat ini difungsikan untuk mengamati tsunami yang mungkin terjadi.

Buoy memiliki dua bagian, yaitu bagian yang mengapung di atas air dan bagian yang terdapat di dasar laut dengan sensor pendeteksi tekanan air laut. Sensor pendeteksi ini mampu beroperasi dengan baik di dalam laut hingga kedalaman 6 km. Kedua bagian buoy ini akan berkomunikasi satu sama lain menggunakan gelombang suara untuk berkomunikasi di jarak yang jauh. Bagian buoy yang berada di dasar laut akan secara rutin mengukur tekanan dan suhu di dasar laut. Dari sinilah nantinya buoy akan mendeteksi apabila terdapat gelombang yang berpotensi tsunami dan akan mengirimkan data ke darata melalui satelit.

Lokasi penempatan buoy harus cukup jauh dari titik yang bisa menjadi pusat gempa untuk menghindari data akiban gempa. Namun, buoy juga tidak boleh terlalu jauh agar bisa mendeteksi perubahan kondisi di dalam laut akibat gempa.

Dengan adanya buoy diharapkan dapat memberikan data yang akurat dan cepat dalam mengantisipasi terjadinya tsunami. Namun di Indonesia sendiri buoy sudah tidak dipakai lagi. Sebelumnya di tahun 2008 buoy pernah dimiliki Indonesia, namun karena vandalisme dan pencurian serta kurangnya perawatan, bouy tidak dapat digunakan lagi di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar